Wakil Menteri Transportasi Bidang Penerbangan Sipil, Joo Jong-wan, mengakui bahwa konstruksi tembok beton itu, meskipun sesuai regulasi domestik dan standar Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), memerlukan evaluasi lebih lanjut.
“Kami akan meninjau ulang peraturan yng ada untuk memastikan keselamatan menjadi prioritas utama,” katanya.
Sebagai bagian dari investigasi, polisi telah menggeledah kantor Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan pekan lalu. Kepala penyidik, Lee Seung-yeol, mengungkapkan adanya bukti berupa bulu burung pada salah satu mesin pesawat, yang mengindikasikan bahwa tabrakan dengan burung mungkin menjadi pemicu awal kecelakaan.
Selain itu, tim penyidik telah mengirim dua anggotanya ke Amerika Serikat untuk memulihkan dan menganalisis perekam data penerbangan yang rusak. Proses ekstraksi data diperkirakan memakan waktu tiga hari, sementara analisis awal terhadap mesin pesawat membutuhkan waktu tambahan dua hari.