HASANAH.ID – Jabar. Pegi Setiawan mengaku mengalami kekerasan fisik dan verbal selama menjalani penahanan di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat. Pengakuan ini disampaikan Pegi dalam konferensi pers setelah bebas dari tahanan pada Senin malam.
“Saya pernah dipukul di bagian mata,” ujar Pegi. Ia menyebut bahwa pemukulnya adalah salah satu penyidik di Polda Jawa Barat. “Yang memukul itu salah satu penguasa gedung tahanan, penyidik, ibaratnya penguasa, polisi,” tambahnya.
Beberapa kuasa hukum Pegi yang kemudian mendampinginya sempat melihat bekas pemukulan di mata Pegi. Peristiwa kekerasan tersebut terjadi sebelum Pegi mendapatkan pendampingan hukum.
Tidak hanya pemukulan, Pegi juga mengaku pernah dibekap wajahnya dengan kantong plastik oleh penyidik. “Sempat ada penyidik masukin kresek ke muka saya. Enggak lama, cuma saya enggak bisa napas. Saya berontak, mereka buka lagi,” ungkapnya.
Selain kekerasan fisik, Pegi juga mengaku mendapatkan intimidasi verbal dari polisi. Ia merasa dipaksa untuk mengakui telah membunuh Vina dan Eky di Cirebon pada tahun 2016. Intimidasi tersebut sampai membuat Pegi tidak bisa tidur selama dua malam berturut-turut. “Dua malam enggak tidur. Selama dua malam mental saya jatuh,” ungkapnya.