HASANAH.ID – BANDUNG RAYA. Salah Satu Penghayat Budi Daya di Lembang, Fajar mengatakan masih mengalami ujaran kebencian ketika dirinya mengungkapkan sebagai penghayat agama lokal pada Sabtu, (25/5/2024).
Fajar mengungkapkan ketika dirinya duduk di bangku SMP sekitar tahun 2016 dirinya perlu berbohong memakai agama lain agar dapat bersekolah. Namun, ujaran kebencian baru didapatkan ketika dirinya mengungkapkan dirinya bahwa dirinya seorang penghayat.
Saat itu dirinya mendapatkan pertanyaan terus menerus hingga dikatakan sesat oleh gurunya saat jam pembelajaran. Ia juga mengalami diskriminasi di sekolah.
“Di situlah mulai munculnya diskriminasi pada pembeda. Jadi, bukan sebelum itu. Malah sesudah kita diakui, munculnya diskriminasi dari sekolah. Bahkan tenaga pendidik pun melakukan itu,” ungkapnya.
Bahkan Fajar bercerita ternyata sikap diskriminasi tersebut tidak berhenti di dirinya, adik-adik yang berada di lingkungannya mengalaminya juga oleh guru yang sama. Bahkan, ada yang hingga keluar karena tidak kuat dalam menghadapi diskriminasi nya.