“Meski pertumbuhannya melambat, risiko kredit pada segmen mikro lebih terjaga dengan rasio NPL lebih rendah dibandingkan segmen kecil dan menengah. Rasio NPL untuk segmen mikro tercatat 3,25 persen, sedangkan segmen kecil 4,22 persen, dan menengah 5,17 persen,” jelas Dian.
OJK juga menilai risiko kredit UMKM tetap tinggi dibandingkan dengan kredit non-UMKM, mengingat mayoritas pelaku UMKM berasal dari masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Di samping itu, arah ekonomi yang semakin berfokus pada penggunaan teknologi atau capital intensive turut memengaruhi kemampuan UMKM untuk bersaing.
“Di sisi lain, masuknya produk impor ilegal dengan harga lebih murah turut menekan bisnis UMKM,” tambah Dian, menyoroti tantangan tambahan yang dihadapi sektor ini.