JAKARTA – Keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batangtoru di Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara diyakini akan menjaga kelestarian hutan alam di daerah tersebut. Tak hanya itu, pembangunan PLTA ini juga tidak akan memutus perlintasan spesies langka orang utan dari blok barat ke blok timur dan blok selatan.
Justru PLTA saat ini berupaya membangun beberapa koridor dan sangat menjaga satu kanopi hutan yang dapat menghubungkan blok barat dan blok timur. “Juntaian dahan pohon itu berada di Dusun Sitandiang, Desa Bulu Mario, Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan,” ujar Raja Luat Sipirok gelar Sutan Parlindungan Suangkupon, Edward Siregar dalam rilisnya, kemarin.
Jadi, kata Edward Siregar, tidak benar pembangunan PLTA Batangtoru dengan pembukaan jalan pembangunan bendungan dapat mengakibatkan koridor atau perlintasan spesies langka orang utan dari blok barat ke blok timur dan blok selatan terputus. Menurutnya, koridor itu sudah terputus secara alami karena Sungai Batangtoru yang lebar.