Afif merasakan panasnya aspal dan udara yang terasa semakin berat, tak hanya karena rintikan keringat yang menetes, melainkan karena beban pikiran dan kekecewaan akan kemacetan.
Beberapa cara sudah ia lakukan agar tidak terlambat. Salah satunya dengan menggunakan transportasi umum atau online. Namun sayangnya, hal itu malah tidak berdampak sama sekali.
“Kemarin, saya bahkan harus menaiki motor online untuk menghindari terlambat. Itu pun tidak selalu efektif karena semua orang berlomba-lomba mencari jalur alternatif,”
Sesampainya di kantornya di Surya Sumantri, Afif sering merasa kelelahan. Beberapa kali matahari sudah bersinar penuh, tetapi semangatnya terlihat meredup.
“Saya inginnya datang dengan semangat, tapi yang saya malah kelelahan dan frustrasi,” tambahnya.
Cerita Afif mencerminkan realitas yang dihadapi oleh banyak pengendara di kota ini. Kemacetan yang semakin merajalela tidak hanya mengambil waktu dan tenaga, tetapi juga merenggut semangat mereka.