“Batik itu aset ekonomi yang besar jika dikelola dengan baik. Kolaborasi antara pengrajin lokal, desainer muda, dan pasar global akan membawa batik Jawa Barat ke panggung dunia. Ini tidak hanya soal melestarikan, tetapi juga menjadikan budaya lokal sebagai kekuatan ekonomi,” ujarnya.
Ronal juga menyoroti pentingnya regenerasi seni membatik di kalangan anak muda. Ia mendorong pelibatan generasi muda melalui program pelatihan dan edukasi seni budaya.
“Membatik harus menjadi bagian dari gaya hidup anak muda. Dengan inovasi pada desain dan pemasaran, seni ini bisa tetap relevan tanpa kehilangan nilai tradisionalnya,” jelasnya.
Sebagai bagian dari rencana program kerja bersama Jeje-Ronal, ia mengusulkan pengembangan klaster kreatif di setiap daerah Jawa Barat. Klaster ini akan menjadi pusat kolaborasi bagi pelaku industri kreatif sekaligus ruang untuk mengembangkan produk budaya lokal.
Langkah Ronal mendapat apresiasi dari berbagai komunitas, termasuk pengrajin batik dan seniman lokal. Mereka mengakui bahwa Ronal tidak hanya berbicara soal kebijakan, tetapi juga terjun langsung dalam pelestarian budaya.