Rupiah Tertekan, Ini Penyebabnya

Hasanah.id – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali melemah di awal pekan ini. Pada Senin pagi, rupiah terdepresiasi sebesar 60 poin atau 0,37 persen, mencapai Rp16.250 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.190.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan performa kuat menjadi salah satu faktor utama. Kondisi ini memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan kebijakan suku bunga yang tinggi, sehingga menguatkan dolar AS dan memberi tekanan pada rupiah.
“Rupiah berpotensi melemah hingga ke level Rp16.250, dengan kemungkinan support di sekitar Rp16.150,” ujarnya.
Pada Jumat (10/1), data Non-Farm Payrolls (NFP) AS mencatat kenaikan signifikan sebesar 256 ribu pada Desember 2024, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya 212 ribu. Di saat yang sama, tingkat pengangguran AS juga turun menjadi 4,1 persen dari sebelumnya 4,2 persen.
“Kuatnya data tenaga kerja ini memberikan alasan bagi The Fed untuk tidak memangkas suku bunga acuannya, yang pada akhirnya mendukung penguatan dolar AS,” jelas Ariston.