BISNIS

Rupiah Tertekan, Ini Penyebabnya

Indeks dolar AS mencatat posisi tertinggi dalam dua tahun terakhir, mencapai 109,96 pada Jumat lalu dan sedikit turun ke 109,65 pada Senin pagi. Hal ini didukung oleh konsumsi domestik AS yang masih tinggi, dengan pengeluaran konsumsi personal mencapai 68,24 persen, melampaui rata-rata sebelumnya sebesar 64,32 persen.

“Konsumsi yang kuat di AS menunjukkan ekonomi mereka tetap tumbuh dengan baik. Ini menciptakan lebih banyak peluang kerja dan mendukung roda ekonomi yang terus berputar,” tambahnya.

Di sisi lain, pekan ini diperkirakan minim data ekonomi dari dalam negeri yang dapat menjadi katalis positif bagi rupiah. Namun, Ariston mencatat bahwa rilis data neraca perdagangan Indonesia pada hari ini dan data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV China pada Jumat (17/1) berpotensi memengaruhi nilai tukar rupiah.

“Jika data ekonomi China menunjukkan sinyal pelambatan, ini juga bisa memberi tekanan tambahan pada rupiah, mengingat besarnya hubungan dagang antara kedua negara,” pungkasnya.

Previous page 1 2
Back to top button