Hasanah.id – Puncak musim kemarau periode ini berlangsung di bulan Agustus. Namun nyatanya, curah hujan bahkan dengan intensitas tinggi masih sering terjadi.
Dijelaskan prakirawan senior BMKG, Dr. Ida Pramuwardani ST MSi dalam akun resmi instagram @InfoBMKG, setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan masih sering terjadi hujan di periode puncak musim kemarau kali ini.
- Anomali suhu muka laut menyuplai pembentukan awan hujan
- Masih banyak ditemukan gelombang atmosfer di langit Indonesia
- Angin lapisan 3.000 feet yang berpengaruh dengan topografi Indonesia dan membentuk awan hujan
Seperti diketahui, Badan Meteolorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah megeluarkan keterangan tertulis yang menyebutkan puncak musim kemarau di tahun 2020 terjadi pada bulan Agustus 2020. Berdasarkan analisis BMKG, ternyata sekitar 80,41 persen wilayah Indonesia telah masuk musim kemarau. Sedangkan, 19,59 persen wilayah masih mengalami musim hujan.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala Putra mengatakan puncak kemarau masih akan terjadi antara Agustus hingga September 2020.
“Kalau perkiraannya sebetulnya Agustus-September karena nanti di Oktober kita sudah mulai rutin banyak hujan. Tapi melihat variasinya ternyata cukup banyak, misalnya beberapa belakangan ini, seperti kemarin ada hujan, walaupun sementara,” kata Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala Putra, Senin (24/08/2020).