Periode kemarau tersebut, kata dia, juga terlihat dari tutupan awan yang cukup minim yang biasanya menghalangi radiasi secara langsung.
“Terutama di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, sehingga kondisinya memang menjadi cukup panas ataupun cukup terik saat di luar ruangan,” ujar Agie.
Kondisi terik tersebut lebih cenderung dikarenakan adanya pemanasan radiasi matahari. Kemudian, penyebab lainnya adalah karena wilayah di bagian selatan kondisi udaranya relatif lebih kering dibandingkan wilayah lain, sehingga kelembabannya relatif rendah.
“Akibatnya ketika kita keluar, udaranya terasa lebih panas,” demikian kata Agie. **