Internasional

Serangan Udara Israel Tewaskan 30 Warga Gaza Tak Lama Setelah Gencatan Senjata Diumumkan

Hasanah.id – Hanya beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata diumumkan, wilayah Gaza kembali dihantam serangan udara Israel yang menewaskan sedikitnya 30 warga Palestina. Ledakan dan kepulan asap terlihat di beberapa titik di Gaza, memicu kepanikan warga yang sebelumnya berharap akan adanya jeda kekerasan.

Salah satu serangan paling mematikan terjadi di rumah keluarga Ghaboun yang terletak di kawasan Al‑Sabra, Gaza Utara. Lebih dari 40 orang dilaporkan tertimbun reruntuhan bangunan akibat serangan tersebut, menurut laporan dari pertahanan sipil setempat.

“Setidaknya enam korban jiwa tercatat dari lokasi itu,” ujar Dr. Mohammed Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit Al‑Shifa, Kamis (9/10).

Ia menambahkan, sejak Rabu malam, jumlah korban tewas terus bertambah hingga mencapai 30 orang. Sementara itu, militer Israel (IDF) mengklaim serangan mereka menargetkan sel-sel militan Hamas yang menurut mereka berada dalam jarak dekat dari pasukan Israel dan dianggap sebagai ancaman langsung.

Namun, pernyataan tersebut belum bisa dikonfirmasi secara independen oleh pihak luar.

Rekaman dari tim pertahanan sipil memperlihatkan upaya penyelamatan dramatis. Petugas terlihat menyusuri puing-puing bangunan demi menyelamatkan para korban yang terjebak, termasuk anak-anak. Dalam salah satu video yang menyebar luas, seorang bocah berhasil diangkat dari reruntuhan dalam kondisi penuh luka dan debu, terdengar menangis pilu.

Serangan ini memicu kecaman dan pertanyaan serius terkait pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata yang baru saja diumumkan pada Rabu (8/10). Banyak warga Gaza sempat menyambut kesepakatan ini dengan harapan bisa menghirup udara damai, meski hanya sejenak.

Isi kesepakatan mencakup pembebasan seluruh sandera dari Gaza, penarikan sebagian pasukan Israel, serta pengiriman bantuan kemanusiaan. Dalam lima hari pertama, sedikitnya 400 truk bantuan dijanjikan akan memasuki Gaza setiap harinya, dan jumlah tersebut direncanakan meningkat di hari-hari berikutnya.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sebaliknya. Serangan lanjutan ini menimbulkan keraguan terhadap komitmen para pihak dalam menjalankan kesepakatan.

Sejak dimulainya konflik besar-besaran pada 7 Oktober 2023, lebih dari 67.000 warga sipil Palestina dilaporkan tewas. Di saat yang sama, kondisi kemanusiaan di Gaza kian memburuk, dengan ancaman kelaparan ekstrem menghantui jutaan warga.