“Tentu saja MK tak bisa dihindarkan menjadi panggung politik karena jutaan orang menontonnya setiap saat. Ini merupakan cara yang efektif bagi kedua kubu menyampaikan narasi-narasi politisnya,” jelasnya.
Semua diksi tersebut, kata Bivitri, menjadi bahasa politik yang digunakan para saksi untuk menyampai pesan-pesan tertentu kepada publik yang menonton jalannya persidangan. Dan diksi tersebut merupakan kesimpulan yang seharusnya dikatakan seorang ahli, bukan saksi.
“Kita juga paham bahwa selama berbulan-bulan diksi-diksi tersebut yang digunakan oleh kubu kampanye, melalui kampanye, media sosial, secara konsisten,” ungkapnya.