Wakil Ketua Komisi I DPR TB.Hasanuddin menepis anggapan bahwa dirinya ikut terseret dalam pusaran kasus suap proyek satelit di Badan Keamanan Laut (Bakamla). Politikus PDI Perjuangan yang kini menjadi calon gubernur Jawa Barat itu mengaku tak pernah ikut membicarakan proyek pengadaan Bakamla.
Menurut Hasanuddin, dirinya bersama Komisi I DPR memang pernah berkunjung ke Bakamla. “Saat itu saya sebagai pimpinan rombongan,” ujarnya melalui pesan singkat, Kamis (1/2).
Sebagai pimpinan rombongan, Hasanuddin memperkenalkan satu per satu anggotanya kepada pejabat Bakamla. Proses perkenalan antara Komisi I DPR dengan pejabat Bakamla pun berlangsung terbuka.
“Komisi I DPR berkunjung ke kantor untuk pertama kali, saat organisasi baru ini masuk menjadi mitra kami. Belum lama setelah Bakamla diresmikan presiden,” sebutnya.
Dalam kesempatan itu Hasanuddin bertemu dengan Ali Fahmi alias Fahmi Habsy yang juga kader PDI Perjuangan. “Saya ketemu Saudara Fahmi di kantor Bakamla dan konon sudah jadi staf khusus Bakamla,” katanya.
Namun, Hasanuddin mengaku tidak secara khusus mengenalkan Fahmi ke anggota Komisi I DPR Fayakhun Andriadi. “Kami kenalan dan bukan hanya dengan saudara Fayakun saja,” tegasnya.
Sebelumnya Fayakhun saat dihadirkan sebagai saksi pada persidangan kasus suap Bakamla di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (31/1) mengaku kenal dengan Ali Fahmi karena dikenalkan Hasanuddin. Fahmi saat ini tak diketahui keberadaannya.
“Mulanya saya tidak kenal Saudara Ali Fahmi sampai kemudian dikenalkan oleh teman saya, senior Tubagus Hasanuddin sesama anggota komisi I,” ujar Fayakhun saat bersaksi untuk mantan Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Bakamla Nofel Hasan.jpn.com