Berita

Tidak Lagi Gunakan Buku, Siswa Sekolah Rakyat Dibekali iPad dan Akses Teknologi Gratis

HASANAH.ID – Mulai Juli 2025, siswa Sekolah Rakyat tidak akan lagi belajar menggunakan buku atau papan tulis. Pemerintah telah merancang sistem pembelajaran berbasis teknologi yang memungkinkan seluruh siswa menggunakan perangkat iPad sebagai sarana belajar utama.

“Siswanya bukan kita kasih buku ataupun kapur, tapi sudah menggunakan iPad,” ujar Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Selasa (3/6/2025).

“Setiap siswa sudah menggunakan iPad, jadi sistem pendidikan yang akan kita gunakan itu berbasis teknologi,” lanjutnya.

Sekolah Rakyat dijadwalkan mulai beroperasi pada pertengahan 2025 dan ditujukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, terutama yang tercatat dalam Desil 1 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Konsepnya akan mengadopsi sistem asrama, dengan seluruh fasilitas disediakan secara cuma-cuma oleh negara.

Lahan yang dibutuhkan untuk setiap Sekolah Rakyat minimal delapan hektar. Menurut Agus Jabo, fasilitas penunjang akan mencakup laboratorium, arena olahraga, asrama, seragam, hingga perlengkapan belajar seperti iPad yang diberikan secara gratis.

“Perintah Pak Presiden Sekolah Rakyat ini diperuntukkan untuk orang-orang yang betul-betul tidak mampu,” tegasnya.

Presiden disebut menginginkan agar Sekolah Rakyat tersedia pada semua jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA. Dalam tahap awal, pemerintah menargetkan pendirian sekolah ini di 100 titik, dengan kapasitas 1.000 siswa per sekolah. Saat ini, pembangunan sekolah telah ditetapkan pada 65 lokasi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan prioritas utama di provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Banten, wilayah dengan konsentrasi penduduk miskin yang tinggi.

Antusiasme masyarakat terhadap program ini terlihat dari jumlah pendaftar yang terus bertambah. Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyampaikan bahwa lebih dari 8.000 calon siswa telah mendaftar hingga awal Mei 2025.

“Sekarang sudah lebih dari 8.000 calon siswa. Lokasinya juga bertambah, dari 53 sekarang sudah 65 titik,” kata Gus Ipul saat ditemui di kantornya, Jumat (9/5/2025).

Seleksi siswa dilakukan secara ketat. Tim dari Kementerian Sosial, bekerja sama dengan sejumlah kementerian lain dan pemerintah daerah, melakukan verifikasi langsung ke rumah-rumah calon siswa. Pendataan sosial-ekonomi disertai dokumentasi visual menjadi salah satu syarat seleksi untuk memastikan bahwa program benar-benar menyasar kelompok yang membutuhkan.

Back to top button