HASANAH.ID, BANDUNG – Tingkat kasus kekerasan berbasis gender, Provinsi Jawa Barat merupakan penyumbang tertinggi di pulau Jawa mencapai 56 persen.
Hal ini terungkap dalam acara Penganugerahan Duta Anti Kekerasan Berbasis Gender dan Talkshow Anti Kekerasan Berbasis Gender yang diselenggarakan oleh Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak Korwil Jabar, di BTC Bandung, Minggu (19/3/2023)
Menurutnya Kota Bandung menjadi daerah yang paling tinggi tingkat kekerasan berbasis gender, karakter, seksual, fisik dan psikis di bandingkan daerah daerah lain di Jawa Barat hingga mencapai 50 persen lebih.
Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak Korwil Jabar, Indri Hafsari sekaligus penerima Anugerah Penghargaan dari USA mengatakan perempuan itu punya hak yang sama dengan laki-laki. Kita tahu perspektif gender yang ada di masyarakat yang patriarki ini selalu menjadi akar masalah dari kekerasan berbasis gender.
“Kita tahu, perempuan selalu dianggap lemah, perempuan itu tidak berdaya jika ditekan. Padahal perempuan jika dilihat di posisi manajerial menunjukkan prestasi yang luar biasa bahkan komposisi antara perempuan dan laki-laki itu hampir sama,”ujar Indri disela acara Talkshow, Minggu (19/3/2023)
Lanjut Indri menuturkan perempuan itu biasanya jika di sekolah banyak yang berprestasi tapi kadang banyak ditemukan juga tidak mendapat kesempatan yang sama. Sedangkan pekerjaan di rumah tangga selalu dibebankan kepada perempuan.
“Jadi saya sendiri dapat merasakan sebagai perempuan, makanya saya menyuarakan isu hak hak perempuan dari literasi ini,”tuturnya.
Disamping itu juga, Indri memaparkan bahwa kita harus bisa mengedukasi di lingkungan masyarakat bahkan terhadap orang tua yang biasanya anak anak perempuan selalu diberi kesempatan diakhir. Sedangkan kesempatan pertamanya diberikan kepada anak anak laki laki.
“Untuk zaman sekarang hal ini sudah tidak relevan lagi. Oleh karena, kami terus menerus menyuarakan isu terkait kekerasan gender dan mengimplementasikannya kepada masyarakat,”paparnya.
Sementara Kepala Dinas PPA Kota Bandung Dra. Uum Sumiati, M.Si, mengapresiasi kegiatan Talkshow Anti Kekerasan Berbasis Gender ini.
“Kami sangat mendukung kegiatan ini karena masyarakat memiliki kepedulian terhadap pencegahan kekerasan yang ada di kota Bandung.
Dengan pembentukan komunitas komunitas seperti ini yang mampu memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa kekerasan tidak boleh dilakukan oleh siapapun baik itu di lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah.
Diharapkan kegiatan ini bisa terus berlanjut tidak sampai di sini saja karena masyarakat itu dinamis. Hal ini bisa terjadi dipengaruhi oleh berbagai hal tidak hanya dialami oleh masyarakat yang menengah ke bawah tetapi masyarakat yang memiliki kondisi ekonomi ke atas dan pendidikan yang tinggi.
“Buat kaum perempuan harus bisa menempatkan diri baik dalam kondisi di keluarga atau sebagai perempuan domestik maupun perempuan yang melakukan kegiatan formal di luar dengan memegang peranan penting,”pungkasnya.