NASIONAL

TNI AL Latih Prajurit Budidaya Kedelai untuk Wujudkan Swasembada Pangan

HASANAH.ID – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali menyoroti ketergantungan Indonesia terhadap impor kedelai, terutama dari Amerika Serikat, di tengah tingginya konsumsi pangan berbasis kedelai seperti tempe dan tahu di dalam negeri.

“Orang Amerika kan jarang makan tempe, yang makan tempe kan orang Indonesia, tapi kok kedelainya malah kita impor dari Amerika,” ucapnya saat mengunjungi proyek percontohan budidaya laut dan kedelai nasional di Serang, Banten, Kamis (8/5/2025), sebagaimana disiarkan melalui kanal YouTube TNI AL.

Informasi tersebut, menurut Ali, ia dapatkan dari Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat menghadiri kegiatan ketahanan pangan yang membahas budidaya rumput laut di Makassar. Dari sinilah TNI AL mulai terlibat aktif dalam mendukung swasembada pangan, khususnya kedelai.

Melalui kerja sama dengan para peneliti bioteknologi serta Asisten Potensi Maritim (Aspotmar), TNI AL meluncurkan program pilot project budidaya kedelai. Hasil awal dari program yang dijalankan di Serang tersebut menghasilkan panen sebesar 4,4 ton kedelai.

Ali menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari peran aktif TNI AL dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Tugas TNI AL tidak hanya menjaga kedaulatan laut, tetapi juga mendukung program-program strategis pemerintah, termasuk sektor pertanian,” jelasnya.

Guna memperkuat dampak dari program ini, TNI AL juga akan menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) budidaya kedelai yang melibatkan prajurit dari berbagai satuan, baik Koarmada maupun non-Koarmada. Pelatihan ini dijadwalkan berlangsung pada 8 hingga 16 Mei 2025.

Budidaya kedelai ini dinilai lebih dari sekadar kegiatan bertani, namun sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mewujudkan kemandirian pangan yang berkelanjutan dan memperkuat ketahanan nasional.

“Kita berharap dapat mengangkat kembali kejayaan kedelai lokal sebagai salah satu komoditas unggulan bangsa,” tutur Ali.

“Kita ingin menjadikan Indonesia bukan hanya sebagai negara konsumen semata, tidak hanya impor saja, tapi juga sebagai produsen yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing tinggi di bidang pertanian,” tandasnya.

Back to top button