Trump: Mengupayakan Perdamaian Ukraina Bisa Menjadi Jalan Menuju Surga

Hasanah.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa inisiatifnya untuk mengakhiri konflik antara Rusia dan Ukraina bukan hanya didorong oleh kepentingan politik atau pencapaian pribadi, tetapi juga oleh keyakinan spiritual.
Dalam wawancara dengan program Fox & Friends pada Selasa (19/8/2025), Trump menyebut bahwa keberhasilannya mewujudkan perdamaian bisa menjadi alasan dirinya “masuk surga”. Pernyataan ini disampaikan sehari setelah Trump menjamu Presiden Ukraina dan sejumlah pemimpin Eropa di Gedung Putih dalam rangkaian diplomasi perdamaian.
“Saya dengar saya tidak dalam posisi baik [untuk masuk surga]. Tapi jika saya bisa masuk, ini mungkin salah satu alasannya,” ujar Trump, Rabu (20/8).
Trump, 79 tahun, sebelumnya telah mengungkapkan keinginannya untuk mengakhiri perang Rusia–Ukraina sebagai bagian dari upaya memperoleh Hadiah Nobel Perdamaian. Namun, pernyataan terbarunya menunjukkan adanya dimensi spiritual dalam motivasinya.
Trump, yang pernah dua kali dimakzulkan dan terjerat sejumlah skandal hukum, termasuk kasus pembayaran uang tutup mulut kepada seorang bintang film dewasa, mulai menunjukkan pendekatan religius sejak selamat dari upaya pembunuhan tahun lalu. Dalam pelantikannya pada Januari, ia menyatakan bahwa dirinya “diselamatkan oleh Tuhan untuk membuat Amerika hebat kembali”.
Di masa jabatan keduanya ini, Trump tampak lebih aktif mengedepankan nilai-nilai keagamaan, didukung oleh kalangan kanan religius di AS. Ia bahkan menunjuk penasihat spiritual, Paula White, untuk memimpin berbagai kegiatan keagamaan, termasuk sesi doa di Gedung Putih yang rutin dihadiri pejabat dan tokoh masyarakat.
Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt turut mengomentari pernyataan tersebut dalam sesi jumpa pers. Ia menyatakan bahwa komentar Trump soal “masuk surga” bukanlah candaan.
“Saya percaya presiden mengatakan itu dengan serius. Dan saya pikir kita semua di ruangan ini pun berharap bisa masuk surga,” kata Leavitt, yang memimpin sesi doa sebelum konferensi pers digelar.
Meski belum ada terobosan konkret dalam proses perdamaian Rusia-Ukraina, pemerintahan Trump terus mengintensifkan diplomasi. Gedung Putih disebut tengah menjajaki skenario gencatan senjata dan negosiasi lanjutan yang melibatkan negara-negara mitra Eropa.
Trump sendiri belum menyampaikan secara rinci rencana damainya, namun ia menegaskan bahwa penyelesaian konflik di Eropa Timur menjadi salah satu prioritas utama dalam agenda luar negerinya.