Trump Ungkap Kekecewaan atas Serangan Putin saat Perundingan Damai

HASANAH.ID – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, melontarkan pernyataan keras terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, usai Rusia meluncurkan serangan besar-besaran ke Ukraina pada Minggu (25/5) malam waktu setempat. Trump menyebut Putin telah berubah dan menyebutnya “gila” akibat eskalasi konflik yang terjadi di tengah upaya perundingan gencatan senjata.
Serangan yang dilaporkan sebagai salah satu yang paling masif sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022 itu melibatkan peluncuran rudal dan drone yang menyasar berbagai wilayah Ukraina. Ironisnya, aksi ini terjadi ketika proses negosiasi gencatan senjata dengan bantuan mediasi Amerika Serikat sedang dijajaki.
Dalam unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, Trump menyampaikan keterkejutannya.
“Saya selalu punya hubungan yang sangat baik dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, tapi sesuatu telah terjadi padanya. Dia benar-benar gila!” tulisnya, seperti dikutip dari AFP.
Trump menilai bahwa ambisi Putin terhadap Ukraina telah lama ia waspadai.
“Saya selalu bilang bahwa dia menginginkan seluruh Ukraina, bukan hanya sebagian, dan mungkin itu terbukti benar. Tapi jika itu yang dia lakukan, itu akan membawa kehancuran bagi Rusia,” lanjutnya dalam pernyataan tersebut.
Pernyataan ini menjadi salah satu kritik terbuka yang jarang Trump sampaikan terhadap Putin, sosok yang selama ini kerap ia sanjung dalam berbagai kesempatan publik.
Di hari yang sama, Trump juga menyatakan ketidaksenangannya atas langkah Moskow. Ia mengaku tengah mempertimbangkan pemberlakuan sanksi tambahan terhadap Rusia.
“Saya tidak senang dengan serangan itu. Saya benar-benar mempertimbangkan opsi sanksi lebih lanjut,” ucap Trump kepada awak media.
Trump mengungkapkan bahwa dirinya merasa kecewa melihat tindakan Rusia yang semakin brutal.
“Saya sudah lama mengenalnya, selalu akur dengannya, tapi sekarang dia mengirim roket ke kota-kota dan membunuh banyak orang, dan saya sangat tidak suka itu,” ujarnya.
Pekan lalu, Trump disebut sempat melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Putin sebagai bagian dari upaya mendorong gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dan Ukraina. Namun, belum ada titik terang dari negosiasi tersebut hingga serangan besar-besaran kembali terjadi.