Ghivarly juga membahas GHG Protocol, standar global yang menyediakan panduan bagi perusahaan untuk mengukur dan melaporkan emisinya. Standar ini mengategorikan emisi dalam tiga scope:
1. Scope 1: mencakup emisi langsung dari aktivitas perusahaan, seperti fasilitas dan transportasi perusahaan.
2. Scope 2: mencakup emisi dari energi yang digunakan oleh perusahaan.
3. Scope 3: mencakup emisi tidak langsung yang berasal dari rantai perusahaan, termasuk aktivitas hulu dan hilir.
Menurut Ghivarly, perusahaan diharapkan mampu menghitung emisi dalam scope 1 dan 2.
“Fokus utama perusahaan sekarang harus bisa menghitung scope 1 dan 2 dari emisinya masing-masing. Karena ini perhitungan dasar yang mudah dipahami,” ucap Ghivarly.
Ghivarly menjelaskan bahwa emisi dari scope 3 sering kali menyumbang hingga 75% dari total emisi perusahaan. Oleh sebab itu, penting untuk memasukkan dalam perhitungan meskipun cukup kompleks, karena mencakup perhitungan emisi perusahaan dari hulu ke hilir.