Menurut pakar keamanan siber, meningkatnya jumlah orang yang terjerat judi online sebagian besar disebabkan oleh efek hormon endorfin yang muncul setelah pemain memenangkan permainan.
“Hormon endorfin ini memberikan rasa senang dan bahagia, yang membuat pemain merasa kecanduan,” kata Budi. Namun, kemenangan tersebut sebenarnya telah diatur oleh operator judi online, yang pada akhirnya akan membuat pemain kalah dan kehilangan uang yang telah mereka setor.
Budi menyebut fenomena ini sebagai masalah yang semakin meluas, seperti wabah yang menular ke berbagai kalangan, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
“Judi online kini sudah seperti penyakit menular yang menjangkiti hampir semua lapisan masyarakat,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah terus mengintensifkan upaya pemberantasan judi online melalui desk khusus yang telah dibentuk. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain adalah pemblokiran situs judi online, penyelidikan dan pemblokiran aliran dana ilegal, serta kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya judi online.