Mengurai Perjalanan Hidup Solihin GP, Dari Medan Perang ke Puncak Kepemimpinan di Jawa Barat

HASANAH.ID, JABAR – Kematian Letnan Jenderal TNI (Purn) Solihin Gautama Purwanegara membawa duka mendalam bagi masyarakat Jawa Barat (Jabar). Ia diketahui meninggal pada Selasa, 5 Maret 2024 pukul 03.08 WIB di rumah sakit Advent Bandung karena sakit.
Perjuangannya semasa hidup demi bangsa dan negara patut diapresiasi dan diteladani oleh masyarakat.
Solihin GP, mantan Gubernur Jawa Barat yang menjabat pada periode 1970-1975, lahir pada 21 Juli 1926, merintis perjalanan hidupnya dengan pendidikan di berbagai sekolah ternama.
Mang Ihin, sapaan akrabnya, menyelesaikan studinya di Europeesche Lagere School (ELS) dan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Bogor sebelum memasuki dunia militer dengan pendidikan di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat dan US Army Infantry School.
Sejak masa revolusi, Solihin GP terlibat aktif di dunia militer. Posisinya sebagai komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Kabupaten Bogor menjadi awal perjalanan gemilangnya di panggung militer.
Bergabung dengan Divisi Siliwangi, pangkat tertinggi yang diraihnya adalah Letnan Jenderal. Namun, prestasinya tidak berhenti di ranah militer saja.
Perjalanan karier Solihin GP mencakup berbagai jabatan strategis. Ia pernah menjadi Guru di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat di Bandung pada tahun 1954-1956.
Pengalaman militernya semakin bertambah saat menjabat sebagai Panglima Kodam XIV/Hasanuddin di Makassar pada 1964-1968.
Kemudian, ia menjadi Gubernur Akabri Umum dan Darat di Magelang pada 1968-1970 sebelum akhirnya memimpin Jawa Barat.
Sebagai Gubernur Jawa Barat, Solihin GP menorehkan sejumlah prestasi yang melekat pada namanya.
Salah satunya adalah langkah strategis dalam mengatasi krisis pangan di Indramayu. Ia memasyarakatkan padi gogo rancah sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan pangan di daerah tersebut.
Tindakan ini tidak hanya meredakan krisis, tetapi juga membantu masyarakat setempat dalam memperbaiki ketahanan pangan.
Tidak hanya sebagai seorang pemimpin, Solihin GP juga dikenal sebagai pejuang lingkungan.
Dedikasinya terhadap lingkungan tercermin dalam perannya sebagai pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS).
Melalui organisasi ini, ia aktif memperjuangkan konservasi alam dan keberlanjutan lingkungan di wilayah Tatar Sunda.
Setelah masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Barat berakhir, Solihin GP tetap aktif dalam berbagai kapasitas.
Pada tahun 1977-1992, Mang Ihin menjadi Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan, Anggota Dewan Pertimbangan Agung pada 1992-1997, dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat pada tahun 1998.
Perjalanan hidup Solihin GP tidak hanya mencerminkan dedikasi tinggi sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai pejuang lingkungan yang berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam.
Ia meninggalkan warisan berharga sebagai sesepuh Jawa Barat dan Siliwangi yang memberikan inspirasi bagi generasi penerus.
Solihin GP, dengan segala prestasi dan dedikasinya, akan dikenang sebagai tokoh penting dalam sejarah pembangunan dan keberlanjutan Jawa Barat.*** (Gilang)







