Hindari Diet Sembarangan, Genomic Testing Bantu Penuhi Gizi Seimbang
Jakarta, 25 Juni 2024 – Data dari Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan penyakit diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2013, angka tersebut menunjukan peningkatan dari 6,9% menjadi sebesar 8,5%. Hal tersebut ditimbulkan dari dampak negatif obesitas pada seseorang. Mengetahui hal tersebut, maka perlu adanya perhatian khusus terhadap pengendalian obesitas. Lebih dari 90% penderita diabetes mengalami kelebihan berat badan, melihat hal tersebut, diperlukan upaya penanganan melalui berbagai pendekatan mencakup pemberian edukasi dan konseling mengenai pola hidup sehat dan manajemen diet.
Seorang yang mengalami obesitas juga sering kali memiliki tantangan kesehatan yang kompleks, seperti risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan masalah lainnya. Oleh karena itu, pendekatan diet haruslah terarah dan berbasis pada kebutuhan individual, yang sebaiknya disesuaikan dengan bantuan profesional seperti ahli gizi atau dokter.
Pemilihan jenis diet yang tepat untuk seseorang yang mengalami obesitas dapat melibatkan faktor-faktor seperti tingkat aktivitas fisik, riwayat kesehatan, preferensi makanan, dan potensi masalah kesehatan lainnya. Pola diet yang tidak teratur dan cenderung melakukan diet sendiri tanpa pengawasan ahli, sering tanpa disadari bahayanya. Apabila melakukan diet sendiri, seseorang tidak dapat mengetahui komposisi tubuhnya tersebut, karena kalau hanya bertumpu pada berat badan saja, hal tersebut tidak menggambarkan apapun. Padahal penurunan yang dibutuhkan yaitu penurunan lemak dalam tubuh. Resiko lainnya apabila melakukan diet tanpa pantauan ahli, akan terjadi ketidakseimbangan nutrisi seperti vitamin dan mineral maupun elektrolit yang dapat menganggu kesehatan seserang.







