Tiga mobil ambulans dikerahkan untuk mengobati massa aksi yang disediakan oleh FK3I, WALHI Jabar, dan Yayasan Sahabat Teduh. Puluhan korban massa aksi terkena luka kepalanya bocor dan tangannya luka-luka setelah aksi mulai chaos.
Pukul 18.56 massa aksi dipukul mundur oleh aparat kepolisian setelah berhamburan berlari setelah gas air mata diluncur. Polisi masih menjaga area DPRD Jawa Barat dan sudah tidak ada aksi massa lagi.
Helni, Salah Satu Massa Aksi, massa aksi mulai dipecah ketika water canon ditembakkan. Lalu, pada saat itu polisi sekitar jam 18.33 mulai menembakkan gas air mata massa aksi mulai kacau dan menjauhi gedung DPRD Jawa Barat.
“Saya terkena efek gas air mata cukup banyak dan mungkin dampaknya batuk-batuk dan perih di mata,” ujar Helni.
Ia mengecam tindakan polisi yang memakai gas air mata untuk membubarkan aksi. Menurutnya polisi tidak pernah belajar dari peristiwa Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang karena tembakan gas air mata.