Kepemimpinan Panjang dan Strategi Bertahan
Sepanjang masa pemerintahannya, Saleh dikenal menggunakan berbagai cara untuk tetap berkuasa. Ia kerap berjanji akan meninggalkan jabatannya, tetapi terus mencari celah untuk memperpanjang kekuasaannya.
Sarah Phillips, seorang pakar politik Yaman, pernah menyatakan bahwa Saleh memerintah dengan menciptakan ketidakpastian serta krisis yang dapat melemahkan oposisi. Selama memimpin, ia juga menghadapi tantangan besar, termasuk kemiskinan, ancaman kelompok militan, serta konflik antara Yaman Utara dan Yaman Selatan.
Saleh pernah menggambarkan tantangan memimpin Yaman seperti “menari di atas kepala banyak ular.” Ia menggunakan ancaman perang saudara sebagai alasan untuk mempertahankan posisinya. Dalam pidato pada 22 April, ia menyebut bahwa oposisi berusaha menyeret negara ke dalam konflik berskala besar, sesuatu yang ingin ia hindari.
Namun, tragedi yang terjadi pada 18 Maret 2011 mengubah situasi. Insiden penembakan yang menewaskan 45 orang di Sanaa membuat banyak pejabat pemerintah, termasuk menteri dan duta besar, meninggalkan pemerintahan Saleh. Protes besar-besaran terus berkembang, didorong oleh kemarahan atas korupsi dan kemiskinan yang tidak terselesaikan.