Pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak terkait diantaranya Pemerintah daerah, BPBD, Kepolisian, TNI, lembaga pendidikan dan aktivis lingkungan, patroli pengamanan, dan pembuatan sekat bakar.
Teguh menyebutkan, lokasi rawan di lingkup Balai TNGC seluas 7.393 ha yang terdiri dari 3.082 ha berstatus sangat rawan dan seluas 4.311 ha berstatus rawan.
Ia menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan yaitu pembuatan embung air dan penanaman pohon melalui pemulihan ekosistem.
“Lokasi kebakaran hutan yang ada di kawasan TNGC sebagian besar sulit untuk dijangkau dengan kendaraan. Akses yang sulit tersebut memerlukan waktu dalam membawa peralatan pemadaman kebakaran apabila kebakaran hutan terjadi. sehingga perlu embung-embung air pada lokasi rawan kebakaran,” ucapnya.
Ia berharap kerjasama semua pihak ini dapat memberikan hasil yang maksimal.
Dengan terjaganya kawasan TNGC, keseimbangan ekologi yang ada di dalam kawasan dan luar kawasan akan terjaga, terutama untuk kehidupan manusia yang ada di sekitarnya. (Uwo)