Lebih jauh Risma menyatakan telah menerima laporan bahwa pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing. Meski demikian, pihaknya telah menyiapkan sejumlah bantuan. Hal itu mengantisipasi apabila sewaktu-waktu terjadi bencana. “Jadi bisa ditangani lebih cepat,” katanya.
Lebih jauh Risma menegaskan stok makanan menjadi hal utama untuk menghadapi bencana. Karena itu, setiap daerah di Indonesia harus memiliki stok makanan. “Stok makanan memang harus tersedia di daerah,” katanya.
Dumlap Tagana di Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, ini diawaki 13 orang personel Tagana mampu mempersiapkan untuk kebutuhan makan pagi sebanyak 1.500 bungkus dengan menu nasi putih, sayur tumis sawi, plus mie, lauk omlete, dan tahu goreng. Distribusi nasi bungkus untuk 3 titik desa (Wonoasri, Curah Nongko dan Andongrejo).
“Harus ada cadangan, minimal untuk kebutuhan pokok, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kondisi alamnya seperti ini memang. Jangan sampai kita kesulitan kalau tiba-tiba ada bencana,” katanya.