IHSG Merosot, Prabowo: Tak Perlu Minder, Ekonomi RI Masih Kuat

HASANAH.ID – Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto menyatakan ketenangannya menyikapi kondisi pasar modal Indonesia yang tengah mengalami tekanan. Menurutnya, penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belakangan ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal seperti kondisi global yang fluktuatif.
Dalam wawancara bersama para pemimpin redaksi media nasional yang disiarkan melalui kanal YouTube Harian Kompas pada Selasa (8/4/2025), Prabowo menyebut dirinya terinspirasi dari pendekatan Presiden Amerika Serikat ke-47, Donald Trump, dalam menghadapi fluktuasi pasar saham.
“Tapi pandangannya (Presiden) Trump enggak apa-apaan, ya (ada) saatnya akan naik lagi. Karena dia melakukan hal-hal yang memperkuat ekonomi AS,” ujar Prabowo.
Ia menyatakan bahwa ekonomi Indonesia masih memiliki fondasi yang kuat. Menurutnya, pemerintah memiliki berbagai program strategis untuk menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri, meskipun gejolak pasar saham sesekali terjadi.
“Makanya saya tuh enggak terlalu takut sama pasar modal, karena Indonesia punya kekuatan itu. Kita jangan punya rasa rendah diri, kita kaya di program,” lanjut Prabowo.
Presiden juga menyoroti reaksi publik yang dinilainya tidak seimbang. Menurutnya, ketika IHSG mengalami penurunan, banyak pihak yang langsung berspekulasi negatif tentang kondisi ekonomi nasional. Sebaliknya, saat IHSG mengalami penguatan, justru tidak banyak mendapat perhatian.
“Orang selalu bicara kalau pasar saham jatuh. Kalau pasar saham naik orang diem. Waktu sempat beberapa hari lalu turun, (disebut-sebut) ekonomi Indonesia kacau, gelap, Prabowo gagal,” katanya.
“Begitu beberapa hari (naik) diem enggak ada komentar,” tambahnya.
Pada hari yang sama, IHSG sempat anjlok hingga 9,19 persen atau turun 598,55 poin ke level 5.912,06 saat pembukaan Bursa Efek Indonesia (BEI). Kondisi tersebut memicu kebijakan trading halt, di mana sistem perdagangan Jakarta Automated Trading System (JATS) dihentikan sementara selama 30 menit sesuai aturan terbaru yang berlaku sejak 8 Maret 2025.
Kebijakan tersebut tercantum dalam Surat Keputusan Direksi Nomor Kep-00002/BEI/04-2025, yang menyatakan bahwa trading halt diberlakukan jika IHSG turun lebih dari 8 persen dalam satu hari bursa.
Setelah perdagangan dilanjutkan pukul 09.30 WIB, pergerakan IHSG masih menunjukkan penurunan. Berdasarkan data RTI pukul 09.38 WIB, indeks berada di posisi 5.987 atau turun 522,92 poin (8,03 persen) dibandingkan penutupan sebelumnya di level 6.510. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, hanya 11 saham yang menguat, sementara 586 saham melemah, dan 52 saham stagnan.