Kondisi ini menuntut langkah mitigasi dini untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan, seperti pengelolaan sumber daya air yang lebih efisien dan peningkatan kesiapsiagaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla). BMKG menekankan pentingnya kesiapan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi musim kemarau dengan kebijakan yang adaptif.
BMKG menegaskan bahwa tidak adanya fenomena iklim global seperti El Nino, La Nina, maupun Indian Ocean Dipole (IOD) menjadikan pola kemarau tahun ini lebih stabil. Hal ini berbeda dari tahun 2023, di mana dampak El Niño menyebabkan peningkatan intensitas kekeringan dan kebakaran hutan yang lebih luas.
Meski kondisi tahun ini lebih terkendali, BMKG tetap mengingatkan bahwa pola curah hujan di beberapa daerah bisa mengalami anomali. Beberapa wilayah bahkan diperkirakan tetap menerima curah hujan yang lebih tinggi dibandingkan biasanya meskipun berada dalam musim kemarau.
Imbauan BMKG untuk Sektor Pertanian dan Ketersediaan Air
BMKG mengingatkan sektor pertanian untuk menyesuaikan jadwal tanam guna mengantisipasi kemarau yang berkepanjangan. Petani di wilayah yang berisiko tinggi mengalami kekeringan disarankan menanam varietas tanaman yang lebih tahan terhadap kondisi kering serta mengoptimalkan sistem irigasi.