Beberapa daerah di propinsi Jawa Barat memiliki potensi besar bila dikembangkan secara serius.
Salah satunya adalah Garut, kabupaten dengan 42 kecamatan dan 432 desa ini terkesan tertinggal dengan daerah lainnya di Jawa Barat.
Di masa kejayaannya, Garut pernah menjadi penyuplai hasil bumi ke wilayah lain di Jawa Barat. Bahkan Belanda dahulu membangun pelabuhan di Santolo untuk mengangkut hasil tani Garut ke luar negeri.
“Kabupaten Garut ini mestinya sudah dimekarkan agar pembangunannya lebih fokus. Sudah beberapa tahun kebelakang kami memohon agar Garut segera dimekarkan, bahkan tinggal ketok palu, namun belum juga tuntas,” kata Bupati Garut periode 2007 – 2009 Memo Hermawan, Selasa (5/6).
Memo memaparkan sederet potensi Garut yang selama ini belum tergarap maksimal. Misalnya, kata dia, Garut selama ini menjadi andalan provinsi Jabar sebagai daerah konservasi, dimana dalam tata ruang Jabar wilayah konservasi di garut mencapai 82 persen.
Menurutnya, hal ini seolah menjadi dilema, karena Garut bisa ‘membahagiakan’ kabupaten lain tapi Garut sendiri sebagai daerah konservasi tidak bisa mengembangkan diri karena hutan lindung harus dipelihara, tanah rakyat harus ditanami tanaman keras agar menghasilkan debit air yang banyak untuk dialirkan ke daerah lain di utara seperti Majalengka, Cirebon, Sumedang dan Indramayu yang berasal dari sungai Cimanuk.