
Kebijakan kenaikan tarif oleh pemerintahan Trump telah menjadi sumber ketegangan utama dalam hubungan dagang antara kedua negara. Hampir seluruh negara dikenakan tarif dasar impor sebesar 10 persen, sementara China menerima beban tarif yang jauh lebih tinggi. Produk asal China dikenakan tarif dasar hingga 145 persen, dan tarif reciprocal mencapai 245 persen. Sebagai respons, China meningkatkan tarif barang-barang dari AS hingga 125 persen.
Di tengah eskalasi perang dagang tersebut, Presiden Trump mengklaim bahwa pemerintahannya sedang melakukan komunikasi aktif dengan China demi mencapai kesepakatan. Ia menyebut telah dihubungi beberapa kali oleh pihak China, meski tidak mengonfirmasi secara langsung apakah ia telah berbicara dengan Presiden Xi Jinping.
“Saya tidak pernah mengatakan apakah hal itu terjadi atau tidak. Itu tidak pantas,” ujar Trump ketika ditanya tentang kemungkinan pembicaraan langsung dengan Xi.
Namun, pernyataan Trump itu langsung direspons China yang kembali menegaskan bahwa tidak akan ada kesepakatan yang diterima jika mengorbankan kepentingan nasional mereka. Beijing dengan tegas menyatakan bahwa segala bentuk kesepakatan dagang yang bertentangan dengan prinsip kedaulatan ekonomi China tidak akan mendapat tempat.







