Di samping itu, Agung juga menyebut bahwa sosialisasi dan ajakan untuk penanganan DBD sudah terus dilakukan, baik melalui media massa, media sosial, hingga sosialisasi langsung di Puskesmas.
“Kami juga melakukan sosialisasi kepada seluruh pengawai Kota Bandung melalui Mang Bagja dan kepada seluruh Masyarakat melalui gerakan serentak (Gertak) PSN,” ujarnya.
“Dinkes juga mendorong aktivasi Jumancil di sekolah-sekolah. Di sekolah ini, kita memantau juga potensi adanya jentik di lingkungan sekolah. Misalkan di kolam, vas bunga, atau talang air. Ini yang harus kita perhatikan,” terang Agung.
Jumancil merupakan sekumpulan peserta didik di sekolah yang dilatih untuk menjadi pemantau jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD).
Agung juga menyebut Dinkes sudah bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dan lembaga penelitian.
“Kami kerjasama dengan perguruan tinggi melalui pemasangan ovitrap dan pemantauan berbasis internet untuk memantau potensi penderita demam berdarah,” ungkap Agung.