Dosen ITB Jelaskan Trik agar Token Listrik Rp100.000 Tahan Sebulan untuk Pengguna AC

Hasanah.id – Bagi sebagian besar anak kos, biaya listrik sering kali menjadi pengeluaran bulanan yang ingin ditekan serendah mungkin. Meski begitu, penggunaan listrik yang tidak terkendali kerap membuat saldo token cepat terkuras, terlebih bagi penghuni yang menggunakan pendingin ruangan atau AC. Banyak yang berharap token listrik Rp100.000 bisa mencukupi kebutuhan selama sebulan, namun kenyataannya kerap habis sebelum 30 hari.
Dosen Teknik Ketenagalistrikan Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) Institut Teknologi Bandung (ITB), Syarif Hidayat, menjelaskan bahwa secara perhitungan sederhana, token sebesar Rp100.000 untuk pengguna AC hampir pasti tidak cukup digunakan selama satu bulan penuh.
“Token listrik Rp100.000 itu enggak cukup pasti,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (12/11/2025).
Ia memaparkan simulasi kasar penggunaan listrik bagi penghuni kos yang memakai AC ½ PK. Dengan daya listrik 400 watt dan durasi pemakaian 10 jam setiap hari, konsumsi energi mencapai 4 kWh per hari. Berdasarkan tarif dasar listrik per November 2025 sebesar Rp1.444,70 per kWh untuk daya 1.300–2.200 VA, maka kebutuhan listrik harian AC tersebut sekitar Rp5.778,8. Jika dikalikan 30 hari, total kebutuhan listrik per bulan mencapai Rp173.364.
Meski begitu, menurut Syarif, ada cara agar token Rp100.000 tetap cukup untuk sebulan penuh, bahkan bagi penghuni kos yang menyalakan AC setiap hari. Ia menuturkan, angka 400 watt merupakan daya maksimum, yang sebenarnya dapat ditekan apabila kondisi ruangan tertutup rapat dan penyekatan udara baik.
“Kalau penyekatannya bagus, sebetulnya dia bisa menggunakan rata-rata daya 200 watt (untuk AC). Jadi setengahnya dari situ,” jelasnya.
Dengan penggunaan daya rata-rata 200 watt selama 10 jam per hari, konsumsi energi berkurang menjadi 2 kWh atau setara Rp2.889,4 per hari. Dalam sebulan, total pengeluaran listriknya menjadi sekitar Rp86.682. Sisa saldo token pun bisa dimanfaatkan untuk perangkat elektronik lain di kamar kos.
Selain perbaikan efisiensi ruangan, pengaturan suhu AC juga berpengaruh besar terhadap daya listrik yang digunakan. Syarif mengingatkan agar penghuni indekos tidak menyalakan AC pada suhu terlalu rendah seperti 18 derajat Celsius, karena hal itu membuat perangkat bekerja pada daya maksimum.
“Tapi kalau dipasangnya 23 derajat Celsius, daya rata-ratanya bisa hanya 200 watt,” ucapnya.
Menurutnya, pengaturan suhu 23 derajat Celsius mampu menjaga kenyamanan tanpa membuat konsumsi listrik melonjak. Ia menilai, cara ini lebih bijak dibanding sekadar mengurangi waktu penggunaan AC.
“Kalau AC hanya dinyalakan 4 jam ya bisa saja. Tapi apakah nyaman untuk tubuh?” pungkasnya.







