Dugaan Patung Penyu Bernilai Rp15 Miliar Rusak, Dedi Mulyadi Minta Audit

HASANAH.ID – Sebuah video yang memperlihatkan kondisi patung penyu rusak di Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau Alun-alun Gadobangkong, Sukabumi, menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, tampak bagian tempurung patung yang robek dan penyok. Isu ini memicu perhatian publik, terutama karena patung tersebut disebut-sebut bernilai hingga Rp 15 miliar. Bahkan, dalam video tersebut muncul dugaan bahwa patung tersebut terbuat dari kardus.
Menanggapi hal ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan telah meminta inspektorat provinsi untuk melakukan audit terhadap proyek tersebut.
“Saya tidak akan memberikan komentar terlalu panjang. Saya sudah meminta inspektorat provinsi Jawa Barat untuk turun ke lapangan mengaudit kegiatan proyek tersebut,” ujar Dedi melalui akun Instagramnya, @dedimulyadi71, pada Kamis (6/3/2025).
Dedi menegaskan bahwa hasil audit nantinya akan diumumkan agar masyarakat mendapat penjelasan yang objektif, bukan sekadar spekulasi.
“Saya akan senantiasa berbuat objektif bagi kepentingan masyarakat dan akan mengedepankan prinsip-prinsip akuntabilitas. Untuk itu, mohon sabar menunggu hasil audit. Bagi saya, hasil audit itu menjadi landasan untuk langkah-langkah berikutnya,” tambahnya.
Di sisi lain, pihak rekanan proyek, Imran Firdaus, membantah bahwa patung tersebut terbuat dari kardus. Ia menjelaskan bahwa patung penyu itu sebenarnya dibuat dari resin dan fiberglass, bukan kardus.
“Ornamen ini dibuat dari resin dan fiberglass, yang memang umum digunakan untuk patung luar ruangan karena ketahanannya terhadap cuaca ekstrem. Kardus yang terlihat dalam video hanyalah media cetak sebelum bahan utama dikeringkan dan diperkuat,” jelas Imran, Rabu (5/3/2025).
Lebih lanjut, Imran mengklarifikasi bahwa anggaran untuk ornamen patung penyu tidak mencapai miliaran rupiah, melainkan sekitar Rp 30 juta. Ia juga menekankan bahwa jika patung tersebut benar-benar terbuat dari kardus, maka tidak mungkin mampu bertahan lama di lingkungan terbuka.
“Kalau benar terbuat dari kardus, tentu sejak awal sudah hancur terkena hujan dan panas,” ujarnya.
Imran juga menyesalkan tindakan beberapa pengunjung yang sering menaiki patung tersebut untuk berfoto, yang menurutnya turut mempercepat kerusakan struktur ornamen.***