Namun, seiring waktu, Dwi berusaha bangkit. Ajang PORCANAS yang kemudian berganti nama menjadi PEPARNAS menjadi wadah baginya untuk menyalurkan hobi olahraga sejak kecil.
“Beberapa saat sempat kehilangan semangat, tetapi dukungan dari keluarga, orang tua, dan lingkungan sekitar membantu saya bangkit. Tenpin bowling telah mengubah hidup saya. Sejak awal 2016, saya mulai memperbaiki diri untuk mengangkat derajat keluarga,” kata Dwi.
Dwi bertekad untuk terus berprestasi di ajang olahraga, termasuk di PEPARNAS XVII Solo 2024. Ia berharap dapat meraih tiket untuk Pelatihan Nasional (Pelatnas) dan ASEAN Para Games di Thailand 2025. Semangat yang ia miliki juga ingin ia tularkan kepada penyandang tuna netra lainnya di luar sana.
Baca Juga: Fasilitas Transportasi PEPARNAS XVII Sudah Maksimal Sejak Awal
“Untuk rekan-rekan yang mungkin mengalami keterbatasan fisik, baik itu penglihatan maupun tubuh, jangan pernah menyerah. Kekurangan kita ini bisa menjadi motivasi untuk berprestasi,” pungkas Dwi Widiantoro. (Farhan Dentamayall)