
“Kalau sepedaan, padahal saya sudah tutup pakai masker, kaca mata, orang masih kenal, masih teriak, ‘Pak Ganjar’,” sebutnya.
Selain alat transportasi dan blusukan, sepeda juga dijadikan sarana untuk berolahraga. Tak jarang dia melakukan touring hingga ikut event sepeda tingkat nasional seperti “Tour de Borobudur” yang rutin diselenggarakan setiap tahun.
“Lumayan jauh muter-mutenya sekitar Semarang, Magelang, Boyolali, Solo, kadang-kadang ke daerah Gunung Lawu,” tutur Ganjar.
Ada pengalaman yang mungkin memalukan bagi Ganjar saat bersepeda. Hal ini terjadi awal menjadi Gubernur Jawa Tengah pada 2014 silam, usai kembali dari Jakarta. Pria yang juga pecinta alam ini mengaku sempat pingsan saat mengayuh sepeda di Semarang.
Namun kenyataannya kondisi jalanan antara di Jakarta dengan Semarang berbeda. Topografi jalanan di Semarang lebih naik turun ketimbang di Jakarta yang terbilang datar.
“Ternyata teknik bersepeda saya nggak bagus. Saya naik, nggak kuat, terus pingsan,” ujarnya.
Ganjar tak kapok. Untungnya ada sejumlah komunitas goes alias orang yang hobi bersepeda datang langsung melatihnya teknik-teknik dalam bersepeda. Seperti teknik mengayuh melihat kondisi jalan, teknik bernapas, teknik meningkatkan energi saat berada di tanjakan, cara bersepeda di jalanan menurun, hingga teknik menjaga keseimbangan.







