Ia meminta pemerintah untuk mengoptimalkan instrumen fiskal dari belanja pemerintah maupun alokasi anggaran yang dikhususkan untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Lantaran, berdasarkan Laporan APBN KiTA periode Oktober 2020, realisasi serapan anggaran PEN masih sekitar Rp 344,11 triliun atau 49,5 persen dari total biaya yang dialokasikan untuk penanganan COVID-19 senilai Rp 695,20 triliun.
“Penyerapan serangkaian paket stimulus yang disiapkan masih belum optimal dan perlu terus diakselerasi. Begitu pula dengan realisasi belanja pemerintah yang walaupun masih tumbuh positif, masih bisa ditingkatkan lagi hingga akhir tahun nanti. Optimalisasi serapan APBN tahun ini sangat diperlukan untuk mewaspadai risiko pelemahan ekonomi lanjutan di kuartal berikutnya dan menjadi preseden atas kinerja penanganan pandemi oleh pemerintah di tahun-tahun berikutnya,” ujar Puteri
Puteri pun mengimbau masyarakat untuk tetap optimis terhadap pemulihan ekonomi tanah air. “Konsumsi perlu terus kita jaga secara bijak. Bahkan pemerintah justru perlu mendorong masyarakat untuk belanja produk dalam negeri, utamanya dari UMKM lokal. Dengan begitu, kita bisa saling bahu-membahu untuk bangkit di tengah tantangan ini agar dapat kembali memulihkan perekonomian tanah air,” tutup Puteri.