Tragedi melanda pada 22 Desember 2018, ketika Seventeen tampil di Tanjung Lesung dan tsunami Selat Sunda menghantam panggung dari belakang. Peristiwa ini mengakibatkan meninggalnya hampir semua anggota band, kecuali Ifan yang menjadi satu-satunya anggota yang selamat. Selain kehilangan rekan-rekan bandnya, Ifan juga kehilangan istrinya dalam bencana tersebut. Pasca tragedi, Seventeen secara resmi dibubarkan.
Sejarah Panjang PFN dalam Industri Film Indonesia
PFN merupakan salah satu perusahaan tertua di industri film Indonesia, dengan sejarah yang panjang sejak era kolonial Belanda. Berdasarkan situs resmi PFN, perusahaan ini awalnya didirikan pada tahun 1934 dengan nama Java Pacific Film (JPF) oleh Albert Balink, seorang jurnalis dan sutradara yang aktif dalam sinema Hindia Belanda pada 1930-an. JPF berhasil menghasilkan beberapa film yang mendapatkan pengakuan internasional, salah satunya adalah Pareh, yang menarik perhatian di Belanda.
Pada tahun 1936, JPF berubah menjadi Algemeen Nederlandsch Indisch Filmsyndicaat (ANIF) atau Sindikat Umum Film Hindia Belanda. Salah satu film terkenal yang diproduksi oleh ANIF adalah Terang Bulan, yang berhasil menembus pasar internasional pada 1937. Selama pendudukan Jepang di Indonesia, pada tahun 1943, ANIF diambil alih oleh Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang dan diubah menjadi Nippon Eiga Sha atau Perusahaan Film Jepang, yang digunakan sebagai alat propaganda Jepang.