“Meskipun ada kenaikan anggaran per unitnya menjadi Rp 20 jt per unit, memang masih dirasakan kurang dengan mengikuti perkembangan harga bahan baku dan tenaga kerja saat ini, meski demikian, pemerintah telah merespon positif,” kata Iis.
Harapannya, masyarakat penerima manfaat harus benar-benar fokus pada perbaikan, bukan membangun dari nol.
“Terkadang masyarakat masih berpikir membangun rumah bukan memperbaiki. Harapannya para penerima manfaat nanti harus benar-benar memperhitungkan biaya perbaikan yang diberikan pemerintah agar tidak membengkak biayanya, yang paling penting rumah hunian dinilai sehat, nyaman dan enak untuk dihuni keluarganya,” pungkas Iis. (Uwo)***