Konflik Israel-Iran Memanas, Putin Waspadai Perang Dunia Ketiga

HASANAH.ID – Konflik bersenjata antara Israel dan Iran kian memanas, terutama setelah Amerika Serikat secara langsung terlibat dengan menggempur tiga fasilitas nuklir utama milik Iran pada Minggu (22/6/2025). Serangan ini menandai eskalasi baru dalam ketegangan di Timur Tengah yang dinilai bisa memicu konflik global.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi tersebut. Dalam forum Ekonomi Internasional di St. Petersburg pekan lalu, Putin menyoroti bahwa konflik global kini berkembang pesat dan berpotensi membahayakan stabilitas dunia, termasuk kemungkinan meletusnya Perang Dunia III.
Putin Soroti Bahaya di Fasilitas Nuklir Iran
Putin mengungkapkan kekhawatirannya atas keberadaan ilmuwan nuklir Rusia yang bekerja di dua reaktor nuklir Iran. Pernyataan ini muncul hanya dua hari sebelum Amerika Serikat meluncurkan bom GBU-57 dari pesawat siluman B-2 dan menghancurkan tiga situs nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
“Ini sangat mengkhawatirkan. Saya tidak sedang bergurau. Potensi konflik ini nyata dan dampaknya langsung terasa,” ujar Putin seperti dikutip Reuters.
Putin juga menekankan pentingnya pendekatan damai dalam merespons perkembangan global saat ini. Ia menyerukan perhatian serius dan upaya diplomatik yang intensif untuk mencegah konflik semakin meluas.
“Kita harus mencari solusi damai ke segala arah. Dunia tidak bisa terus membiarkan konflik meledak begitu saja,” imbuhnya.
AS Gempur Iran, Pakar Sebut Ini Cetak Biru Perang Dunia Ketiga
Terlibatnya AS dalam serangan ke Iran menambah kekhawatiran global. Pakar keamanan dari Universitas Buckingham, Inggris, Anthony Glees, menyebut konflik Iran-Israel sebagai “cetak biru” menuju Perang Dunia III. Menurutnya, terdapat dua skenario yang bisa menyeret negara-negara Eropa ke dalam konflik.
Pertama, Glees memperkirakan Iran akan melakukan serangan balasan yang lebih dahsyat dengan dukungan kelompok proksi seperti Hizbullah, Houthi, dan Hamas, meski kekuatan mereka disebut mulai melemah.
Kedua, Glees menyebut musuh geopolitik Barat seperti Vladimir Putin, Kim Jong Un, dan Xi Jinping bisa saja memanfaatkan situasi ini untuk melancarkan ambisi mereka masing-masing, melihat kepemimpinan AS yang dinilainya melemah di bawah Donald Trump.
“Israel sudah memberi contoh apa yang bisa terjadi. Ini bisa menjadi cerminan untuk konflik di Ukraina, Korea Selatan, hingga Taiwan,” ujar Glees kepada Mirror.