Menilik Kejayaan Cikapundung Sebagai Sentra Koran Sebelum Termakan Digitalisasi

Sementara itu, Cecep (56), salah satu pengunjung di taman Cikapundung menceritakan bagaimana kondisi daerah itu pada tahun 90-an.
Cecep bercerita bahwa setiap pukul tiga dini hari hingga matahari terbit, kawasan Cikapundung selalu ramai orang. Ada yang mengambil koran untuk dijual, mencari majalah, atau bacaan lainnya.
“Wah kalau dulu tahun 90-an ramai banget di sini. Orang-orang pada ambil koran buat dijual lagi,” ungkap Cecep sambil tersenyum.
Kawasan ini, yang dulunya dikenal sebagai “Bursa Koran” di Cikapundung, Kota Bandung, menyimpan kenangan gemilang era kejayaan media cetak surat kabar dan majalah sejak tahun 1970-an.
Baca Juga: Rileks Jelang Debat, Ma’ruf Amin Bermain dengan Cucu
Lahan yang tidak terlalu luas ini menjadi saksi bisu bagi berbagai kegiatan distribusi koran dan majalah, baik dari Jakarta maupun Bandung.
Bursa Koran Cikapundung selalu hidup, terutama pada dini hari hingga pagi, di mana berbagai surat kabar dan majalah, baik yang berasal dari Jakarta maupun Bandung, dikumpulkan dan didistribusikan kepada agen, subagen, dan pengecer sebelum akhirnya sampai ke tangan pembaca.
Aktivitas ini mencapai puncaknya antara pukul 02.00 hingga pagi hari, dengan agen menunggu kedatangan kiriman koran dari berbagai penerbit.