Kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam pembangunan masih kerap terjadi. Norma gender yang tidak setara yang terbentuk di masyarakat sangat sering menghambat kemajuan remaja dan kaum muda perempuan, baik di ruang domestik maupun publik. Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan masih rendah dibanding laki-laki. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa selama tahun 2010-2019, Rata-rata Lama Sekolah (RLS) perempuan selalu berada sekitar satu tahun di bawah capaian laki-laki[1]. Di sektor teknologi, perempuan juga cukup tertinggal dari laki-laki. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, kurang dari 25 persen pekerja perempuan yang menggeluti bidang teknologi informasi, matematika dan arsitektur[2].
Sebagai informasi, GLC melibatkan remaja dan kaum muda perempuan berusia
15-24 tahun yang berasal dari 57 kabupaten dan kota di Indonesia. GLC merupakan kegiatan awal dari rangkaian kegiatan Girls Leadership Program (GLP) yang merupakan program kolaboratif Kemenkeu dengan Plan Indonesia sepanjang Desember 2020 hingga Maret 2021. GLP bertujuan untuk menghasilkan Girls Leaders untuk berkarya dan membuat perubahan di tingkat komunitas, serta menginspirasi kaum muda sebaya di skala yang lebih luas. Girls Leaders yang terpilih akan mendapatkan mentoring lanjutan oleh Plan Indonesia dan mentor muda pada Januari dan Februari 2021, dengan tajuk Powering Girls Leaders. Pada puncaknya, dalam merayakan Hari Perempuan Internasional pada bulan Maret, rangkaian GLP ini akan ditutup oleh Dialog Nasional menampilkan Menkeu Sri Mulyani Indrawati, para Girls Leaders, Plan Indonesia dan tokoh-tokoh perempuan lainnya. Seluruh rangkaian kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye Girls Get Equal yang diusung oleh Plan Indonesia.