
JAKARTA – Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara ASEAN bersama China, Jepang, dan Korea Selatan (ASEAN+3) menggelar Sidang Tahunan Asian Development Bank (ADB) ke-52 di Nadi, Fiji.
Agenda ini membahas perkembangan ekonomi regional dan global serta respon yang diperlukan dalam mempertahankan stabilitas pertumbuhan ekonomi dan sistem keuangan di kawasan. Pertemuan tersebut menyepakati perlunya peningkatan kesiagaan kawasan dalam menghadapi meningkatnya ketidakpastian serta perlambatan pertumbuhan ekonomi global.
ADB sendiri memprediksi, pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN+3 akan melemah dari 4,7% pada tahun 2018 menjadi 4,6% pada 2019, dan terus melemah menjadi 4,4% pada 2020. Hal tersebut didorong oleh ketidakpastian penyelesaian isu konflik dagang, perlambatan pertumbuhan China, serta potensi volatilitas aliran modal akibat ketidakseimbangan global.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan fiskal dan moneter dalam mendukung pertumbuhan dengan tetap menjaga stabilitas. Komitmen tersebut tercermin dalam kebijakan anggaran Indonesia yang menekankan kualitas dan pengeluaran yang produktif untuk infrastruktur dan pembangunan manusia.