Namun, merantau dan bekerja di lingkungan baru tentu tidak selalu mudah. Jauh dari keluarga dan teman-teman di Medan, Agnes harus beradaptasi dengan budaya kerja di kota yang lebih besar. Tantangan-tantangan yang ia hadapi selama magang mengajarkannya untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan tangguh. Ia harus melewati revisi konten yang memerlukan perhatian detail, belajar mengatur jadwal untuk memenuhi deadline, dan sering menghadapi situasi sulit saat mencari talent untuk pembuatan konten. “Kadang, saat filming, saya merasa sedih karena tidak ada yang mau menjadi talent. Tapi dari situ saya belajar pentingnya komunikasi dan kreativitas dalam menghadapi hambatan,” tambah Agnes.
Meski demikian, suasana kerja yang hangat di Maxy Academy menjadi penguat semangatnya. Mentor-mentornya, seperti Kak Dio dan Kak Hepri, menurutnya, sangat membimbing dengan sabar sejak hari pertama ia bergabung. “Kak Dio dan Kak Hepri selalu memberikan panduan yang jelas, bahkan saat saya menemui kesulitan. Tidak hanya mereka, semua karyawan di Maxy Academy, baik di Jakarta maupun Surabaya, sangat ramah. Saya merasa seperti memiliki keluarga baru di sini,” ungkap Agnes dengan senyum lebar.