“Ini kejadian dua kali, kalau dengan statement penyelesaian oleh media yang pertama sudah cukup. Tapi kan ini muncul kedua kali, bahkan lebih pedas,” ucap Setia.
Kepala Subbagian Pelayanan Informasi Biro Humas dan Keprotokolan Setda Pemprov Jabar Akhmad Taufiqurrachman merespon tuntutan yang disuarakan massa aksi. Akhmad menjelaskan isu ini merupakan ranah politik luar negeri yang menjadi ranah dari pemerintah pusat.
Pemprov Jabar akan menerima aspirasi yang disampaikan massa driver ojol. “Untuk itu upaya-upaya yang akan kami lakukan adalah menerima berbagai aspirasi tuntutan dari ojek online. Semuanya kami akan sampaikan secara tertulis ke Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini ke Kementerian Luar Negeri untuk segera diteruskan,” ucap Akhmad.
Pernyataan Ismail membuat banyak orang Indonesia tersulut emosi, demikian pula pengendara Gojek. “Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda (Malaysia) bukan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek,” ujar Ismail.