“Ah gue cari kerja door to door. Masuk ke sana dan sini, enggak bawa CV. Modal ngomong Bahasa Inggris saja. Akhirnya dapat kerja di sebuah warehouse milik orang Lebanon,” ungkap Alblen.
Namun nyatanya, pekerjaan itu terasa sangat keras bagi Alblen. Simak kisahnya di halaman berikut ini.
Alblen hanya bertahan 8 bulan bekerja di warehouse. Jam kerja yang panjang dirasa tidak setimpal dengan gajiyang ia dapatkan. Merasakan sulitnya mencari uang membuat Alblen mempelajari hal baru dalam kehidupan.
“Dari situ saya mulai menghargai yang namanya waktu dan uang. Pada saat di Indonesia saat berkecimpung di dunia hiburan, uang seperti gampang dicari dan gampang dibuang. Mungkin bisa dibilang itu proses pendewasaan,” kata Alblen.
Tak lama setelah bekerja di warehouse, ia menjadi seorang supervisor di sebuah tempat cuci mobil. Alblen harus mempelajari berbagai tombol dan kode untuk mengontrol jalannya mesin pencuci mobil.
Suatu ketika, datang rombongan orang dari Jakarta yang datang ke tempat pencucian mobil. Mereka mengenali Alblen yang kala itu masih berkepala plontos.