Perdagangan Otomotif Dalam New Normal

Hasanah.id – Paruh pertama tahun 2020 untuk industri otomotif di Indonesia. Penjualan mobil baru tumbuh sehat di Q1, tetapi kemudian ketika pandemi COVID-19 memaksa banyak pengusaha untuk mematuhi batasan sosial skala besar (PSBB), angka penjualan di seluruh indeks menurun secara signifikan. Penjualan mobil baru dilaporkan mengalami penurunan 81 persen pada Mei tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019. Ini secara langsung mempengaruhi dinamika perdagangan mobil bekas.
Karena perdagangan mobil bekas, perawatan mobil dan layanan pemeliharaan preventif tidak dianggap penting, banyak bisnis harus ditutup sementara. Beberapa bahkan harus gulung tikar. Yang masih bertahan harus kreatif tanpa melanggar hukum. Beberapa dealer mobil, baik mobil baru dan bekas, dapat terus melayani konsumen berkat kemitraan mereka dengan platform e-commerce otomotif. Dengan pemikiran ini, aman untuk mengasumsikan bahwa permintaan untuk kendaraan bekas tidak menghilang, tetapi hanya ditunda.
Pilihan terbaik bagi setiap bisnis di sektor otomotif untuk bertahan hidup adalah berinovasi dan bertransformasi. Mari kita bicara tentang perdagangan mobil bekas. Karena kemampuan untuk mengunjungi ruang pamer mobil bekas tidak dimungkinkan selama PSBB, banyak konsumen beralih ke platform online yang mengiklankan mobil bekas sebagai tujuan utama untuk mencari mobil impian mereka. Dengan beberapa waktu ekstra di tangan mereka, konsumen dapat meneliti lebih lanjut pilihan mereka sebelum membuat keputusan untuk membeli. Meskipun transaksi dapat terjadi setelah PSBB mereda, permintaan itu dapat merangsang stimulus penjualan mobil.