HASANAH.ID, BANDUNG – Go Live Cashless Transaction Aplikasi Socio Forest, sebuah aplikasi perhutanan sosial yang dikembangkan Perhutani untuk memfasilitasi transaksi hasil pertaniannya secara online dengan pembayaran secara non tunai.
Melalui Aplikasi Socio Forest, para petani mitra Perhutani dengan mudah dapat bertransaksi langsung kepada pembeli (offtaker) penjualan hasil produksinya tanpa harus bertemu langsung dengan pembeli.
Peluncuran Aplikasi Perhutanan Sosial Socio Forest, ditandai dengan menggelar user acceptance testing (pengujian penerimaan penggunaan) bersama PT Finnet Indonesia selaku pengembang digital payment Socio Forest, pada Jum’at (18/10-2024) di Aula Perhutani Bandung Utara Jln. Cianjur No. I A Bandung, Perum Perhutani KPH Bandung Utara – Kota Bandung.
Hadir pada kesempatan itu, Kepala Departemen Pengembangan Kemitraan Produktif, Agus Mashudi dari Perum Perhutani Pusat Jakarta, Kepala Administratur KPH Bandung Utara, Hendrawan Nugraha, Wakil Administratur KPH Bandung Selatan, Hari Sudiana, Ketua LMDH Tani Mukti Giri Jaya, Koperasi Lembah Harapan Jaya, Koperasi Layung Lestari, Koperasi Sinar Harapan Makmur, dan Koperasi Rasagalor serta mitra KKP/KKPP lainnya yang ada.di KPH Bandung Utara dan KPH Bandung Selatan.
Disampaikan oleh Kepala Departemen Pengembangan Kemitraan Produktif, Agus Mashudi, bahwa uji coba transaksi cashless Socio Forest ini, untuk mengetahui apakah aplikasi ini sudah bisa digunakan untuk bertransaksi atau belum. Berdasarkan hasil uji coba transaksi produksi kopi petani yang tergabung dalam Koperasi Rasagalor dapat berhasil dilakukan.
Kedepannya petani-petani yang bermitra dengan Perhutani baik mitra KKP maupun mitra KKPP dapat menjual hasil produksi pertaniannya lewat aplikasi Socio Forest. Kelebihan aplikasi Socio Forest, para petani mitra Perhutani tidak hanya bertemu dengan pembeli saja dalam menjual hasil pertaniannya secara online, tetapi juga dapat berkonsultasi dengan para pendamping untuk menanyakan teknis budidaya pertanian, atau dapat juga berhubungan dengan lembaga keuangan (Bank) untuk dapat mengajukan permodalan atau dapat juga berhubungan dengan PT Pupuk Indonesia untuk kemudahan mendapatkan pupuk dan sarana pertanian lainnya.
Karena ekosistem bisnis Socio Forest selain berisi petani mitra Perhutani dan pembeli (offtaker), juga didalamnya bergabung para pendamping, dan penyuluh, ekspedisi antar barang, Bank, PT Pupuk Indonesia. Dan saat ini sedang dijajaki juga kerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan untuk masuk Socio Forest dalam rangka memberikan manfaat perlindungan sosial bagi para petani mitra Perhutani.
“Bertransaksi melalui aplikasi Socio Forest itu gak perlu ribet dan banyak keuntungan buat para petani dan pembeli, karena dapat memangkas waktu, tenaga, biaya dan birokrasi,” ungkapnya.
Disebutkan juga, dengan aplikasi ini petani benar-benar akan merasakan manfaatnya untuk meningkatkan pendapatan dan produksi hasil pertaniannya,” tambahnya
Sejalan dengan itu, harapan dari lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) yang disampaikan Yadi Supriadi selaku pendamping LMDH, mengatakan, dengan adanya socio forest ini menjadi wahana untuk memasarkan produk, yang lebih menguntungkan, serta dapat meningkatkan volume penjualan.
“Semoga, dengan adanya socio forest ini menjadi wahana dalam memasarkan produk, lebih menguntungkan, serta dapat meningkatkan volume penjualan. Juga berharap bisa berkolaborasi dengan bank nasional yaitu Himbara,” katanya.
Yadi pun mengucapkan terimakasih akan hadirnya aplikasi socio forest ini demi kemudahan dan peningkatan volume dalam penjualan produk.
“Setelah produk itu laku berharap ada kemitraan permodalan, dan saya mengucapkan terimakasih akan adanya aplikasi socio forest ini. Produk lebih cepat meningkat dalam penjualannya”, pungkasnya. (**)