HASANAH.ID – Pesiden Rusia Vladimir Putin menyetujui penghentian serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina, namun menolak usulan gencatan senjata penuh dalam konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina. Hal ini disampaikan usai percakapan telepon antara Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Putin menolak kesepakatan gencatan senjata selama 30 hari yang sebelumnya telah dicapai antara tim Trump dan perwakilan Ukraina dalam perundingan di Arab Saudi. Sebagai gantinya, Rusia menetapkan syarat utama, yakni penghentian bantuan militer asing dan pembagian intelijen ke Ukraina sebelum gencatan senjata menyeluruh dapat dibahas.
Sementara itu, negara-negara Eropa yang menjadi sekutu Ukraina menolak syarat tersebut, dan menyatakan bahwa dukungan terhadap Kyiv akan terus dilanjutkan. Meski ada perbedaan sikap, Putin dan Trump sepakat melanjutkan pembicaraan damai di wilayah Timur Tengah, dengan fokus pada solusi jangka panjang konflik.
Baca Juga: Biden Menekankan Urgensi Gencatan Senjata dalam Pertemuan dengan Netanyahu
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik rencana penghentian serangan ke infrastruktur energi, namun menegaskan bahwa ia masih memerlukan rincian lengkap sebelum menyatakan persetujuan. Zelensky juga mengungkapkan keinginannya untuk berbicara langsung dengan Trump demi memahami isi dan implikasi kesepakatan antara AS dan Rusia.
Di platform Truth Social, Trump menyampaikan optimismenya atas pembicaraan tersebut.
“Kami sepakat untuk segera melakukan gencatan senjata terhadap semua energi dan infrastruktur. Kami akan bekerja cepat menuju gencatan senjata lengkap dan, pada akhirnya, akhir dari perang,” ujar Trump.
Namun Kremlin menyatakan terdapat tantangan dalam memastikan kesepakatan dengan Kyiv berjalan efektif. Rusia kembali menegaskan bahwa penghentian dukungan asing dan intelijen militer ke Ukraina adalah syarat mutlak sebelum gencatan senjata total dapat dipertimbangkan.
Trump dan Putin juga menyetujui dimulainya pembicaraan teknis untuk mengejar penyelesaian damai. Belum ada kepastian apakah Ukraina akan ikut serta secara langsung, atau perundingan tetap digelar antara AS dan Rusia saja.