“Berbagai komoditas ekraf berkembang di Jawa Barat. Misalnya Game Developer, seni pertunjukan, film, musik, fotografi, desain komunikasi visual, kriya keramik, kerajinan rotan, kerajinan tangan, fashion, batik, bambu, dan banyak komoditas lainnya,” sambungnya.
Apalagi, kata Emil, pihaknya tengah mengembangkan beberapa program unggulan seperti One Village One Company (OVOC) maupun One Pesantren One Company (OPOC). Menurutnya, kedua program tersebut akan bergerak di bidang industri kreatif.
“Sementara desa maju sudah memiliki kemampuan mengelolanya, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup manusianya, dan menanggulangi kemiskinan,” kata Emil.
Komitmen Pemprov Jabar dalam pengembangan ekraf terwujud dengan Pusat Ekraf (Creative Hub), dan Badan Ekonomi Kreatif Daerah yang akan hadir di 27 Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Hal tersebut sebagai upaya penggalian potensi ekraf di setiap Kabupaten/Kota.
“Jawa Barat, Provinsi terdepan dalam mengembangkan Ekonomi Kreatif. Pertama, jadi satu- satunya Provinsi yang punya Perda tentang Ekonomi Kreatif. Kedua, tahun ini juga sedang dibangun pusat kreatif (creative hub) di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Barat,” paparnya.